Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Blockchain, Smartcontract Dan Web3: Hari Ke 2, Blockchain Basics

    Setelah beberapa hari menulis tulisan pertama, sekarang saya baru lanjut lagi belajar mengenai blockchain dan sebagainnya (habis nonton konser LiSA, it's such amazing experience). Ketika saya lanjut ke materi Blockchain Basics. Kepala saya cukup nyut-nyutan mendengar term-term baru pertama kali saya dengar.


    Pada awal materi dijelaskan mengenai Bitcoin, karena bitcoinlah yang pertama kali mengadopsi teknologi blockchain. Sebagaimana dalam whitepaper yang ditulis oleh Satoshi Nakamoto "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System". Yang kemudian orang-orang menyebutnya sebagai Superior Digital Store of Value (Penyimpan Nilai Digital yang Unggul). Atau sering disebut juga sebagai emas digital. Sama seperti emas yang jumlahnya terbatas, bitcoin terbatas jumlahnya hingga 21 juta. Karena itulah salah satu alasan membuat harga bitcoin mahal.  

 


    Selanjutnya dibahas, mengenai seseorang yang bernama Vitalik Buterin, yang beberapa tahun kemudian merilis sebuah Yellow Paper "ETHEREUM: A SECURE DECENTRALISED GENERALISED TRANSACTION LEDGER". Dan Ethereum dirilis pada 30 Juli 2015. Disini, Ethereum menambahkan smartcontract untuk fitur tambahan. Seperti Bitcoin yang berfokus pada decentralized transactions (transaksi yang terdesentralisasi).


    Jadinya Ethereum mengambil sesuatu yang menjadikan Bitcoin sangat bagus, dan menambahkan smartcontract kedalammya. Konsep smartcontract itu sendiri, sebelumnya sudah ada sejak tahun 1994 yang menggagas ide awal ini adalah Nick Szabo, seorang ilmuwan komputer, sarjana hukum dan kriptografer. Singkatnya smartcontract (kontrak pintar) adalah sekumpulan intruksi yang dieksekusi dengan cara desentralisasi tanpa sentralisasi dan pihak ketiga.

    Sama seperti contract traditional atau kontrak tradisional, dimana isinya sebuah intruksi untuk kedua belah pihak yang ditulis dalam sebuah kertas, bedanya dengan smartcontract dalam bentuk kode di blockchain. Dan satu lagi smartcontract ini menghilangkan masalah sentralisasi pada contract traditional .

    Disinilah terdapat perbedaan antara Bitcoin Dan Ethereum, meskipun Bitcoin dapat menjalankan smartcontract, tetapi tidak dapat sepenuhnya berfungsi. Karena terdapat perbedaan pandangan oleh Bitcoin Developer yang melihat Bitcoin sebagai Store of Value (Penyimpanan Nilai), sedangkan Ethereum Develover melihat Ethereum sebagai Store of Value (Penyimpanan Nilai) dan a utillity to facilitate these decentralized aggrements (sebuah utilitas untuk memfasilitasi perjanjian terdesentralisasi).


Ini video:

Posting Komentar untuk "Belajar Blockchain, Smartcontract Dan Web3: Hari Ke 2, Blockchain Basics"